Kecap SH(kecap khas kota tangerang)
Meskipun semua mengklaim nomor satu, setiap konsumen akan memilih yang paling pas dengan seleranya. Kecap, konon dari kata ‘koechiap’, terkadang menunjukkan ‘kemenangan’ selera lokal. Setidaknya di Tangerang. Terutama pada warga Cina Benteng, kecap bermerek SH adalah pilihan utama.
Tiap kali mampir di rumah makan hingga warung kaki lima di Tangerang, si hitam ini selalu jadi primadona. Sebagai teman makan bubur, siomay, batagor, hingga gado-gado. Rasanya manis dengan warna hitam yang pekat. Hmm... enak!
Siapa tak kenal dengan bumbu masak yang warnanya hitam pekat, kental, dengan rasa manis ini? Biasanya digunakan untuk pelengkap soto, batagor, bakso, hingga gado-gado. Bahkan ada beberapa orang yang menjadikan bumbu ini salah satu makanan wajib saat waktu makan tiba.
Kecap terbuat dari kedelai hitam yang dicampur dengan gula merah, tak heran jika rasanya manis legit. Di wilayah Tangerang ada kecap yang cukup populer sejak tahun 1920, Kecap Benteng atau Siong Hin namanya. Kecap ini memiliki rasa manis yang enak tidak berlebihan dan teksturnya yang tidak terlalu kental namun tidak juga encer.
Kecap benteng ini pertama kali dibuat dan dipopulerkan oleh masyarakat Cina Benteng yang ada di daerah Tangerang. Adalah Lo Tjit Siong yang mendirikan pabrik kecap ini pertama kali yang kemudian diteruskan oleh anak keturunannya. Meskipun bermunculan jenis dan merk, Kecap Benteng tetap jadi primadona di daerah Tangerang dan sekitarnya. Kecap Benteng ini terdiri dari dua jenis, kecap manis dan kecap asin. Soal harga, Kecep benteng mampu bersaing dipasaran, yaitu Rp 7.500 untuk ukuran 290ml. Labelnya berwarnan oranye terang dengan huruf SH menjadi ciri khasnya. Kecap ini populer dengan sebutan Kecap Benteng dari pada kecap SH.
Populernya Kecap Benteng tidak hanya di warung kaki lima saja tetapi juga resto besar yang ada di daerah Tangerang hingga Banten. Kalau belum pernah mencicip, silakan cari di toko dan pasar swlayan di Jakarta.